Pemilihan benih
Pemilihan benih
merupakan langkah awal yang sangat penting dalam budidaya cabe rawit. Kualitas benih yang baik sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha budidaya cabe rawit menuju capaian mutu produk yang
kompetitif. Meskipun benih yang
digunakan oleh para petani cabe rawit di desa Hiyung berasal dari pertanaman
mereka sendiri, namun dalam pemilihannya sebagian besar telah menerapkan
seleksi terhadap tanaman sumber benih baik pada fase vegetatif maupun
fase generatif . Antara lain
:
• pada saat di persemaian seleksi dilakukan dengan membuang semaian
yang sakit, tipe simpang dan varietas lain.
• demikian juga setelah
bibit/semaian dipindahkan ke lahan pertanaman maka tanaman sumber benih harus
benar sehat, berbuah lebat serta bebas hama dan penyakit
• setelah panen dilakukan juga seleksi dengan memilih buah yang
matang sempurna (merah cerah), besarnya kurang lebih seragam serta membuang
buah yang bentuknya tidak normal maupun terlihat adanya tanda-tanda serangan
hama atau penyakit
Setelah proses seleksi seperti
tersebut di atas dilakukan, maka buah-buah sumber benih dibuang bagian
pangkalnya, dimasukkan dalam ember berisi air, direndam selama 1 malam,
keesokan harinya barulah diblender sebentar untuk memisahkan biji dengan
kulitnya. Hasil yang sudah diblender
dimasukkan dalam ember yang telah diisi air sampai penuh. Biarkan sampai biji-bijinya tenggelam. Biji yang terapung beserta ampas dibuang,
yang diambil hanya biji yang tenggelam. Ditiriskan sebentar sambil
diangin-anginkan. Biji-biji tersebut
kemudian dijemur di atas niru yang telah dialasi koran sampai kering. Jika cuaca panas dalam dua hari sudah bisa
kering. Setelah dijemur sampai kering,
biji/benih diangin-anginkan sampai betul-betul dingin baru kemudian disimpan
dalam wadah tertutup (biasanya mereka lakukan di malam hari). Lebih kurang dua bulan kemudian biasanya
benih ini baru mereka gunakan (untuk musim tanam berikutnya).
Menyemai benih
Menyemai benih
dilakukan dengan cara :
•Terlebih dahulu media semai disiapkan berupa tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 2 : 1 dalam wadah peti kayu berbentuk persegi atau
persegi panjang (panjang, lebar dan tinggi disesuaikan dengan keinginan,
kemampuan dan jumlah benih yang akan disebar).
Siram.
•Benih direndam dalam
air hangat selama lebih kurang 30 menit.
Tetapi yang lebih sering mereka lakukan adalah merendamnya dalam air
biasa selama sehari semalam. Ditiriskan
dan diangin-anginkan barulah disebar ke media semai.
•Setelah benih disebar merata, ditutup dengan media, tipis saja. Peti
kemudian ditutup rapat dengan karung/plastik/kain basah agar kelembabannya
terjaga. Tiga atau empat hari kemudian
tutupnya dibuka, jika media terlihat kering maka perlu disiram. Setelah itu ditutup kembali. Tiga hari kemudian penutupnya dibuka, pada
saat ini biasanya benih sudah mulai tumbuh.
•Ada yang khas pada teknik persemaian mereka, yaitu “mangapal”. Mereka menyiapkan peti lain dan juga media
dengan komposisi yang sama dengan media semai.
Sebagian media dimasukkan ke dalam peti sampai sepertiga tinggi peti. Sisa media dibasahi dan digunakan untuk
“mangapal”. Kegiatan “mangapal”
dilakukan pada saat benih telah tumbuh plumula atau ada juga yang melakukannya
pada umur lebih kurang 4 minggu setelah semai.
1-2 batang bibit cabe rawit diambil, dipulung dengan media yang sudah
dibasahi, dibentuk menjadi bulatan sebesar kelereng. Bibit yang sudah dipulung kemudian diletakkan
di atas peti yang sudah diisi media tadi.
• Setelah akar terlihat keluar dari media “kapalan” bibit sudah siap
ditanam. Biasanya sudah berdaun 4-5
helai.
• Untuk pengendalian hama/penyakit di persemaian biasanya mereka
menggunakan furadan, dithane dan matador dengan dosis separo dari dosis yang tertera
di kemasan.Bentuk Cabe rawit Hiyung |
Tampilan Buah |
Baris Tanaman dalam Sorjan |
Cabe Rawit Hiyung Umur 30 HST |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar